Kamis, 13 Juni 2013

makalah keperawatan jiwa HDR


MAKALAH
HARGA DIRI RENDAH (HDR)

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I
Dosen : Hj. Ai Sumiati, S.Kep.,Ners





Disusun oleh :
1.      GUMILAR DWIJATI
2.      HABIB BADRUZZAMAN
3.      HARISMA FIRDAUS
4.      IMAM A AZIZ
5.      INDAH JUWITA


PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA TASIKMALAYA
2013

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya jualah penyusun dapat menyelesaikan  tugas pembuatan makalah yang berjudul “Harga Diri Rendah (HDR)” guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1.
Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa 1, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.

                                                                                           Tasikmalaya, Juni 2013

                                                                                                      Penyusun

DAFTAR ISI
                                                                                                                                      Halaman
KATA PEGANTAR ............................................................................................................  i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang ....................................................................................................  1
2.      Rumusan Masalah ...............................................................................................  1
3.      Tujuan .................................................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian ...........................................................................................................  3
2.      Tanda dan Gejala................................................................................................. 3
3.      Proses Terjadinya Masalah ..................................................................................  3
4.      Rentang Respon................................................................................................... 4
5.      Maslah keperawatan yang mungkin muncul .......................................................  6
6.      Asuhan keperawatan ...........................................................................................  7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................  13
DAFTAR PUSTAKA

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang yang dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut sangat memengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu harga diri seseorang.
Banyak dari individu-individu yang setelah mengalami suatu kejadian yang buruk dalam hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa-apa lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna, dan masih banyak prasangka-prasangka negative seorang individu kepada dirinya sendiri. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari seorang perawat. Perawat harus dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan harga diri rendah?
2.      Apa saja etiologi dari harga diri rendah?
3.      Apa manifestasi klinis klien dengan harga diri rendah?
4.      Bagaimana proses terjadinya masalah?
5.      Bagaimana rentang respon klien dengan harga diri rendah?
6.      Apa saja masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah?
7.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah?


3.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
1.      Menjelaskan definisi dari harga diri rendah.
2.      Menjelaskan etiologi dari harga diri rendah
3.       Menjelaskan manifestasi klinis klien dengan harga diri rendah
4.      Menjelaskan proses terjadinya masalah
5.      Menjelaskan rentang respon klien dengan harga diri rendah
6.      Menjelaskan masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah
7.      Menjelaskan asuhan keperawatan klien dengan harga diri rendah.

 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005).
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000).
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend, 1998).
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998).
B.     Tanda dan Gejala
Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah, Fitria (2009) :
·         Mengkritik diri sendiri
·         Perasaan tidak mampu
·         Pandangan hidup yang pesimistis
·          Tidak menerima pujian
·         Penurunan produktivitas
·         Penolakan terhadap kemampuan diri
·         Kurang memperhatikan perawatan diri
·         Berpakaian tidak rapi selera makan berkurang tidak berani menatap lawan bicara
·         Lebih banyak menunduk
·         Bicara lambat dengan nada suara lemah
C.    Proses Terjadinya Masalah
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi respon negative mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak factor. Awalnya individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis). individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis..
D.    Rentang Respon
Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & Laraia, 2005). Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari, menjadi pervasive dan mucul bersama penyakit lain.
Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai perilaku telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi mengatakan hal yang negative tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus, mengekspresikan sikap malu/minder/rasa bersalah, kontak mata kurang/tidak ada, selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif, bimbang dan ragu-ragu serta menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negative mengenai dirinya.
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan.
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. identitas negative, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain. terjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah juga dipengaruhi beberapa factor predisposisi seperti factor biologis, psikologis, social dan cultural.
Factor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat mempengaruhi kerja hormone secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.
      Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah adalah :
1.      System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus.
2.      Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.
3.      Thalamus, system pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi berlebihan yang mengakibatkan perasaan negative yang ada selalu mendominasi pikiran dari klien.
4.      Amigdala yang berfungsi untuk emosi.
Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.
Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan.
Kerancunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan,perasaan hampa dan lain – lain.
Dipersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain

E.     Masalah Keperawatan yang mungkin muncul
1.      Harga diri rendah
2.      Koping individu tidak efektif
3.       Isolasi social
4.      Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5.      Resiko tinggi perilaku kekerasan


F.     ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian keperawatan
a.       Factor Predisposisi
1)      Factor predisposisi citra tubuh
-          Kehilangan atau kerusakan organ tubuh (anatomi dan fungsi)
-          perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh
-          Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
-          Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan transpantasi
2)      Factor predisposisi harga diri.
-          Penolakan dari orang lain
-          Kurang penghargaan
-          Pola asuh yang salah yaitu terlalu dilarang , terlalu dikontrol, terlalu diturut, terlalu dituntut dan tidak konsisten
3)      Faktor predisposisi peran
-          Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan situai dan sehat-sakit
-          Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi.
-          Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku yang sesuai
-          Peran yang terlalu banyak
4)      Factor predisposisi identitas diri
-          Ketidak percayaan orang tua dan anak
-          Tekanan dari teman sebaya
-          Perubahan dari struktur social
b.      Factor Presipitasi
1)      Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik, seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
2)      Ketegangan peran
Pada perjalanan hidup individu sering menghadapi Transisi peran yang beragam, transisi peran yang sering terjadi adalah perkembangan, situasi, dan sehat sakit.
c.       Manifestasi klinik
1)      Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2)      Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3)      Merendahkan martabat
4)      Gangguan hubungan social
5)      Percaya diri kurang
6)      Mencederai diri
d.      Mekanisme koping
1)      Koping jangka pendek
a)      Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari krisis, misalnya menonton TV, dan olah raga.
b)      Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan social politik dan agama.
c)       Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri, misalnya aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olah raga.
d)      Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurng berarti dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan zat.




2)      Koping jangka panjang
a)      Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tampa memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi individu.
b)      Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di terima oleh nilai-nilai dan harapan masyarkat
e.       Test diagnostic
1)      Test psikologik: test keperibadian
2)      EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
3)      Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi
4)      Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik
f.       Penatalaksanaan medis
1)      Psikofarmaka
2)      Elektro convulsive therapy
3)      Psikoterapy
4)      Therapy okupasi
5)      Therapy modalitas
a.       Terapi keluarga
b.      Terapi lingkungan
c.       Terapi perilaku
d.      Terapi kognitif
e.       Terapi aktivitas kelompok
Pohon masalah
Isolasi Social : Menarik Diri
2.      Diagnosa keperawatan
1.      Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
2.      Isolasi social
3.      Resikio Gsp : Halusinasi

3.      Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa :
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Tujuan Umum :
Klien menunjukkan peningkatan harga diri.
Tujuan husus :
1)      Klien dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh
a)      Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh
b)      Rencana tindakan
(1)   Diskusikan perubahan struktur, bentuk, atau fungsi tubuh .
(2)   Observasi ekspresi klien pada saat diskusi.
2)      Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
a.       Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi therapeutik diharapkan klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b.      Rencana tindakan
(1)   Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh,
intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
(2)   Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki
klien.
3)      Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
a.       Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
b.      Rencana tindakan
(1)   Dorong klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap.
(2)   Libatkan klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh.
(3)   Tingkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan.
4)      Klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi
a.       Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b.      Rencana tindakan
(1)   Diskusikan cara – cara (booklet, leaflet sebagai sumber informasi) yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
(2)   Dorong klien untuk memilih cara yang sesuai bagi klien.
(3)   Bantu klien melakukan cara yang dipilih.
5)      Klien dapat melakukan tindakan penngembalian integritas tubuh.
a.       Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh.
b.      Rencana tindakan
(1)   Menbantu klien mengurangi perubahan citra tubuh
(2)   Rehabilitasi bertahap bagi klien
4.      Implementasi
a.       SP 1
1)      Mendiskusikan perubahan struktur, bentuk, atau fungsi tubuh .
2)      Mengobservasi ekspresi klien pada saat diskusi.
b.      SP 2
1)      Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh,
intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
2)      Memberi pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien.
c.       SP 3
1)      Mendorong klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap.
2)      Melibatkan klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh.
3)      Meningkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan.
5.      Evaluasi
Adapun hal – hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah :
a)      Klien dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh.
b)      Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c)      Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
d)     Klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
e)      Klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh

 
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
a.      Mengkritik diri sendiri
b.      Perasaan tidak mampu
c.        Pandangan hidup yang pesimis
d.      Penurunan produktivitas
e.       Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang memerhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.


 
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
http://aanborneo.blogspot.com/2013/04/harga-diri-rendah.html                   
http://adheayucandra.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html





1 komentar:

  1. Casino Nightclub - Casinos, Bars, Music, & Nightlife
    Casino Nightclub. At 계룡 출장샵 Casino Nightclub 영천 출장마사지 you can expect a variety of unique and exciting things 부천 출장샵 to happen 하남 출장안마 at Casinos, Bars, Music, & Nightlife. 인천광역 출장안마

    BalasHapus