MAKALAH
HARGA DIRI
RENDAH (HDR)
Di ajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I
Dosen : Hj.
Ai Sumiati, S.Kep.,Ners
Disusun oleh :
1. GUMILAR
DWIJATI
2. HABIB
BADRUZZAMAN
3. HARISMA
FIRDAUS
4. IMAM A
AZIZ
5. INDAH
JUWITA
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya jualah
penyusun dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Harga Diri Rendah (HDR)” guna memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa 1.
Penyusun
sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya
mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam
kesempatan ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan
saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan
dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Ucapan
terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah Keperawatan
Jiwa 1, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas
atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir
kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Tasikmalaya,
Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PEGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang .................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
3.
Tujuan
................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian
........................................................................................................... 3
2. Tanda dan Gejala.................................................................................................
3
3. Proses Terjadinya Masalah .................................................................................. 3
4. Rentang Respon...................................................................................................
4
5. Maslah keperawatan yang mungkin
muncul ....................................................... 6
6.
Asuhan
keperawatan ........................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Peristiwa traumatic, seperti
kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang yang dicintai dapat meninggalkan
dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut sangat memengaruhi persepsi
individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu harga diri seseorang.
Banyak dari individu-individu yang
setelah mengalami suatu kejadian yang buruk dalam hidupnya, lalu akan berlanjut
mengalami kehilangan kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat
melakukan apa-apa lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya
tidak berguna, dan masih banyak prasangka-prasangka negative seorang individu
kepada dirinya sendiri. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak agar rasa percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali.
Termasuk bantuan dari seorang perawat. Perawat harus dapat menangani pasien
yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan
pendekatan secara individual maupun kelompok.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan harga diri
rendah?
2. Apa saja etiologi dari harga diri
rendah?
3. Apa manifestasi klinis klien dengan
harga diri rendah?
4. Bagaimana proses terjadinya masalah?
5. Bagaimana rentang respon klien
dengan harga diri rendah?
6. Apa saja masalah keperawatan yang
mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada
klien dengan harga diri rendah?
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
kami dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan definisi dari harga diri
rendah.
2. Menjelaskan etiologi dari harga diri
rendah
3. Menjelaskan manifestasi klinis klien dengan harga diri
rendah
4. Menjelaskan proses terjadinya
masalah
5. Menjelaskan rentang respon klien
dengan harga diri rendah
6. Menjelaskan masalah keperawatan yang
mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah
7. Menjelaskan asuhan keperawatan klien
dengan harga diri rendah.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(NANDA, 2005).
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa
lebih rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000).
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan
(Towsend, 1998).
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya
diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998).
B.
Tanda dan Gejala
Manifestasi
yang biasa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah, Fitria
(2009) :
·
Mengkritik
diri sendiri
·
Perasaan
tidak mampu
·
Pandangan
hidup yang pesimistis
·
Tidak menerima pujian
·
Penurunan
produktivitas
·
Penolakan
terhadap kemampuan diri
·
Kurang
memperhatikan perawatan diri
·
Berpakaian
tidak rapi selera makan berkurang tidak berani menatap lawan bicara
·
Lebih
banyak menunduk
·
Bicara
lambat dengan nada suara lemah
C.
Proses Terjadinya Masalah
Harga
diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah
situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu
tidak pernah mendapat feed back dari
lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan
lingkungan yang selalu memberi respon negative mendorong individu menjadi harga
diri rendah.
Harga
diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak factor. Awalnya individu berada pada
suatu situasi yang penuh dengan stressor
(krisis). individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga
timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan
peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan
fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan
tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi
secara terus-menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis..
D.
Rentang Respon
Harga
diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana aktifitas
merupakan bentuk hukuman atau punishment
(Stuart & Laraia, 2005). Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara
klinis dapat bermakna patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari,
menjadi pervasive dan mucul bersama
penyakit lain.
Menurut
NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai perilaku telah
dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi mengatakan hal
yang negative tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus,
mengekspresikan sikap malu/minder/rasa bersalah, kontak mata kurang/tidak ada,
selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu, bergantung
pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif, bimbang dan ragu-ragu
serta menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negative mengenai
dirinya.
Mekanisme
koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri rendah adalah
kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus. Kegiatan mengganti identitas
sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan politik. Kegiatan yang
memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas.
Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan
obat-obatan.
Jika
mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu
akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain adalah menutup
identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri
sendiri. identitas negative, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat. disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik
pada diri sendiri dan orang lain. terjadinya gangguan konsep diri harga diri
rendah juga dipengaruhi beberapa factor predisposisi seperti factor biologis,
psikologis, social dan cultural.
Factor
biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat mempengaruhi
kerja hormone secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan
harga diri rendah semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh
pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.
Struktur otak yang mungkin mengalami
gangguan pada kasus harga diri rendah adalah :
1. System
Limbic yaitu
pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga diri rendah yang kadang
berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus.
2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan
motivasi, karena melihat kondisi klien dengan harga diri rendah yang
membutuhkan lebih banyak motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan
tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien
mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.
3. Thalamus,
system pintu gerbang atau menyaring
fungsi untuk mengatur arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan
untuk mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga diri
rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang
masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi berlebihan yang
mengakibatkan perasaan negative yang ada selalu mendominasi pikiran dari klien.
4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.
Aktualisasi
diri
Pengungkapan
pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
Konsep diri
positif
Dapat menerima
kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan.
Harga diri
rendah
Perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai
keinginan.
Kerancunan
identitas
Ketidakmampuan
individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian
yang bertentangan,perasaan hampa dan lain – lain.
Dipersonalisasi
Merasa asing
terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena
orang lain
E.
Masalah Keperawatan yang mungkin
muncul
1.
Harga
diri rendah
2.
Koping
individu tidak efektif
3.
Isolasi social
4.
Perubahan
persepsi sensori : halusinasi
5.
Resiko
tinggi perilaku kekerasan
F.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
Pengkajian keperawatan
a. Factor
Predisposisi
1) Factor
predisposisi citra tubuh
-
Kehilangan atau kerusakan organ tubuh
(anatomi dan fungsi)
-
perubahan ukuran, bentuk dan penampilan
tubuh
-
Proses patalogik penyakit dan dampaknya
terhadap struktur maupun fungsi tubuh
-
Prosedur pengobatan seperti radiasi,
kemoterapi dan transpantasi
2) Factor
predisposisi harga diri.
-
Penolakan dari orang lain
-
Kurang penghargaan
-
Pola asuh yang salah yaitu terlalu
dilarang , terlalu dikontrol, terlalu diturut, terlalu dituntut dan tidak
konsisten
3) Faktor
predisposisi peran
-
Transisi peran yang sering terjadi pada
proses perkembangan, perubahan situai dan sehat-sakit
-
Ketegangan peran, ketika individu
menghadapi dua harapan yang bertentangan secara terus menerus yang tidak
terpenuhi.
-
Keraguan peran, ketika individu kurang
pengetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah
laku yang sesuai
-
Peran yang terlalu banyak
4) Factor
predisposisi identitas diri
-
Ketidak percayaan orang tua dan anak
-
Tekanan dari teman sebaya
-
Perubahan dari struktur social
b. Factor
Presipitasi
1) Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik, seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik, seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
2) Ketegangan
peran
Pada perjalanan hidup individu
sering menghadapi Transisi peran yang beragam, transisi peran yang sering
terjadi adalah perkembangan, situasi, dan sehat sakit.
c. Manifestasi
klinik
1) Perasaan
malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2) Rasa
bersalah terhadap diri sendiri
3) Merendahkan
martabat
4) Gangguan
hubungan social
5) Percaya
diri kurang
6) Mencederai
diri
d. Mekanisme
koping
1) Koping
jangka pendek
a) Aktivitas
yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari krisis, misalnya menonton
TV, dan olah raga.
b) Aktivitas
yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan
social politik dan agama.
c) Aktivitas
yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri, misalnya
aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olah raga.
d) Aktivitas
yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurng
berarti dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan zat.
2) Koping
jangka panjang
a) Penutupan
identitas
Adopsi
identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tampa
memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi individu.
b) Identitas
negative
Asumsi identitas yang tidak wajar
untuk dapat di terima oleh nilai-nilai dan harapan masyarkat
e. Test
diagnostic
1) Test
psikologik: test keperibadian
2) EEG:
ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
3) Pemeriksaan
sinar X: mengetahui kelainan anatomi
4) Pemeriksaan
laboratorim kromosom: ginetik
f. Penatalaksanaan
medis
1) Psikofarmaka
2) Elektro
convulsive therapy
3) Psikoterapy
4) Therapy
okupasi
5) Therapy
modalitas
a. Terapi
keluarga
b. Terapi
lingkungan
c. Terapi
perilaku
d. Terapi
kognitif
e. Terapi
aktivitas kelompok
Pohon masalah
Isolasi Social : Menarik Diri
2.
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan
konsep diri : Harga diri rendah.
2. Isolasi
social
3. Resikio
Gsp : Halusinasi
3.
Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa
:
Gangguan konsep diri : Harga diri
rendah
Tujuan
Umum :
Klien menunjukkan peningkatan harga
diri.
Tujuan
husus :
1) Klien
dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh
a) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh
b) Rencana
tindakan
(1) Diskusikan
perubahan struktur, bentuk, atau fungsi tubuh .
(2) Observasi
ekspresi klien pada saat diskusi.
2) Klien
dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
a. Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi
therapeutik diharapkan klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Rencana
tindakan
(1) Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh,
intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
(2) Beri
pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki
klien.
klien.
3) Klien
dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
a. Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk
atau fungsi tubuh.
b. Rencana
tindakan
(1) Dorong
klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap.
(2) Libatkan
klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh.
(3) Tingkatkan
dukungan keluarga pada klien terutama pasangan.
4) Klien
dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi
a. Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
b. Rencana
tindakan
(1) Diskusikan
cara – cara (booklet, leaflet sebagai sumber informasi) yang dapat dilakukan
untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
(2) Dorong
klien untuk memilih cara yang sesuai bagi klien.
(3) Bantu
klien melakukan cara yang dipilih.
5) Klien
dapat melakukan tindakan penngembalian integritas tubuh.
a. Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas
tubuh.
b. Rencana
tindakan
(1) Menbantu
klien mengurangi perubahan citra tubuh
(2) Rehabilitasi
bertahap bagi klien
4.
Implementasi
a. SP 1
1) Mendiskusikan
perubahan struktur, bentuk, atau fungsi tubuh .
2) Mengobservasi
ekspresi klien pada saat diskusi.
b. SP
2
1) Mendiskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh,
intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
intelektual, dan keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
2) Memberi
pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien.
c. SP
3
1) Mendorong
klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap.
2) Melibatkan
klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh.
3) Meningkatkan
dukungan keluarga pada klien terutama pasangan.
5.
Evaluasi
Adapun
hal – hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan konsep diri : harga
diri rendah adalah :
a) Klien
dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh.
b) Klien
dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c) Klien
dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
d) Klien
dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
e) Klien
dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Berikut ini adalah
tanda dan gejala harga diri rendah :
a.
Mengkritik
diri sendiri
b.
Perasaan
tidak mampu
c.
Pandangan hidup yang pesimis
d.
Penurunan
produktivitas
e.
Penolakan
terhadap kemampuan diri
Selain tanda dan gejala tersebut,
kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang
tampak kurang memerhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara
lambat dengan nada suara lemah.
DAFTAR
PUSTAKA
Direja,
Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Keliat,
Budi Anna dan Akemat. 2010. Model Praktik
Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta
: EGC
http://adheayucandra.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
Casino Nightclub - Casinos, Bars, Music, & Nightlife
BalasHapusCasino Nightclub. At 계룡 출장샵 Casino Nightclub 영천 출장마사지 you can expect a variety of unique and exciting things 부천 출장샵 to happen 하남 출장안마 at Casinos, Bars, Music, & Nightlife. 인천광역 출장안마