MAKALAH
ANALISIS
SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS
Di ajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komputer Dasar
Dosen : Deris
Marendra, S. Kom
Disusun oleh :
INDAH JUWITA MB
0511016
NURLELA MB
0511024
PROGRAM STUDI
S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MITRA KENCANA TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya jualah
penyusun dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Analisis Sistem Informasi Rekam Medis” guna
memenuhi tugas mata kuliah Komputer Dasar.
Penyusun
sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya
mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan
ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang
bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat
dimasa yang akan datang.
Ucapan
terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah Komputer
Dasar, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas
atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir
kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Tasikmalaya,
Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C.
Tujuan
................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknologi Informasi ............................................................................................ 3
B.
Aplikasi
Teknologi Informasi Untuk Mendukung ManajemenInformasi
Kesehatan............................................................................................................
3
C. Faktor Keberhasilan Penerapan
Rekam Medis Berbasis Komputer....................
6
D. Hambatan dan Kendala ...................................................................................... 9
E. Menerapkan Aplikasi .......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan
sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan
memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah
institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut.
Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi
dunia kesehatan adalah hadirnya teknologi informasi (TI). Teknologi Informasi
dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini
memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi
kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap
perubahan – perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen
organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah
merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan
medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi
teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi
finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam
dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai
organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi
masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi
anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya
menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi
informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk
mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan
komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia
medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000
artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan
cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte
perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah
menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih
banyak dari cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga
memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Disamping itu,
teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua
tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih
cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi
inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen
informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Artikel
ini secara khusus akan membahas perkembangan teknologi informasi untuk
mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif dan efisien. Tulisan ini
akan dimulai dengan berbagai contoh aplikasi teknologi informasi, faktor yang
mempengaruhi keberhasilan serta refleksi bagi komunitas rekam medis.
B. Masalah
Aplikasi
teknologi informasi apa saja untuk mendukung manajemen informasi kesehatan, Apa
faktor keberhasilan penerapan rekam medis berbasis computer,
Hambatan dan kendalanya dan cara aplikasinya.
Hambatan dan kendalanya dan cara aplikasinya.
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui peranan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi bagi analiskesehatan dan dunia kesehatan,
serta manfaat dalam manajemen di rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Teknologi
Informasi
TI merupakan salah satu alat
manajer untuk mengatasi perubahan (Laudon dan Laudon, 2006: 14). Definisi TI
secara lengkap dinyatakan oleh Martin et al. (2002: 1), yaitu teknologi
komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi serta teknologi
komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan informasi. Definisi TI sangatlah
luas dan mencakup semua bentuk teknologi yang digunakan dalam menangkap,
manipulasi, mengkomunikasikan, menyajikan, dan menggunakan data yang akan
diubah menjadi informasi (Martinet al., 2002: 125). Lingkungan teknologi
memungkinkan perusahaan untuk memajukan kinerjanya. TI dan kinerja memiliki
hubungan simbiosis. Perkembangan TI yang terjadi selama ini mencakup
perkembangan infrastruktur TI, yakni hardware, software, data, dan komunikasi
(McNurlin dan Sprague, 2002: 11). Menurut Laudon dan Laudon (2006: 14—15),
infrastruktur TI terdiri atas komponen hardware, software, teknologi
penyimpanan data (storage), serta teknologi komunikasi. Beberapa penulis
mengklasifikasikan teknologi storage ke dalam komponen hardware sehingga
komponen TI terdiri atas hardware, software, dan komunikasi (McLeod dan Schell,
2004: 101-123; Mescon et al., 2002: 213- 219).
B.
Aplikasi
Teknologi Informasi Untuk Mendukung ManajemenInformasi Kesehatan
Secara umum masyarakat mengenal
produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak dan
infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input (keyboard, monitor,
touch screen, scanner, mike, camera digital, perekam video, barcode reader,
maupun alat digitasi lain dari bentuk analog ke digital). Perangkat keras ini
bertujuan untuk menerima masukan data/informasi ke dalam bentuk digital agar
dapat diolah melalui perangkat komputer. Selanjutnya, terdapat perangkat keras
pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing unit) dan memori
komputer. Perangkat keras ini berfungsi untuk mengolah serta mengelola sistem
komputer dengan dikendalikan oleh sistem operasi komputer. Selain itu, terdapat
juga perangkat keras penyimpan data baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun
portabel (removable disk). Perangkat keras berikutnya adalah perangkat outuput
yang menampilkan hasil olahan komputer kepada pengguna melalui monitor,
printer, speaker, LCD maupun bentuk respon lainnya.
Selanjutnya dalam perangkat lunak
dibedakan sistem operasi (misalnya Windows, Linux atau Mac) yang bertugas untuk
mengelola hidup matinya komputer, menhubungkan media input dan output serta
mengendalikan berbagai perangkat lunak aplikasi maupun utiliti di komputer.
Sedangkan perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk
membantu pelaksanaan tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja,
membuat presentasi, mengelola database dan lain sebagainya. Selain itu terdapat
juga program utility yang membantu sistem operasi dalam pengelolaan fungsi
tertentu seperti manajemen memori, keamanan komputer dan lain-lain.
Pada aspek infrastruktur, kita
mengenal ada istilah jaringan komputer baik yang bersifat terbatas dan dalam
kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan nama Local Area
Network maupun jaringan yang lebih luas, bahkan bisa meliputi satu kabupaten
atau negara atau yang dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek
infrastruktur dalam teknologi informasi seringkali disatukan dengan
perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga muncul istilah konvergensi
teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat PDA (personal digital assistant)
yang berperan sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi komunikasi
(baik Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan salah satu contoh diantaranya.
Perangkat keras (baik input,
pemroses, penyimpan, maupun output), perangkat lunak serta infrastruktur,
ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun
efisiensi manajemen informasi kesehatan. Beberapa contoh penting yang akan
diulas adalah (1)rekam medis berbasis komputer, (2) teknologi penyimpan
portabel seperti smart card,(3) teknologi nirkabel dan (4) komputer genggam.
1.
Rekam
medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Salah
satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di
rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan
resminya, Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih sedikit
bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer
secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data model bagi rumah sakit
lainnya[1].
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.
2.
Teknologi
penyimpan data portable
Salah
satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan yang menggunakan pendekatan
rujukan (referral system) adalah continuity of care. Dalam konsep ini,
pelayanan kesehatan di tingkat primer memiliki tingkat konektivitas yang tinggi
dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya adalah adanya
komunikasi data medis secara mudah dan efektif. Beberapa pendekatan yang
dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu
cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah
digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter
maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data
demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan tercatat. Teknologi
penyimpan portabel lainnya adalah model web based electronic health record yang
memungkinkan pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data
tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah
diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi
telemedicine yang tidak berjalan secara real time.
Aplikasi
penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang). Kode
batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik
merek datang tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah supermarket dan gudang
dalam manajemen retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS
telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai
penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan
instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. Selain
itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu
dan rekam medis pasien.
Teknologi
penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio frequency
identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui radio
frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode
reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut.
Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan
RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga
pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.
3.
Teknologi
nirkabel
Pemanfaatan
jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40
tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter
Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan
pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing
station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini,
jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam
jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel,
dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun
mobilitasnya.
4.
Komputer
genggam (Personal Digital Assistant)
Saat ini,
penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di kalangan
medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun
menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis
pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu.
Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta
digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan jaringan
telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien
di rumahs akit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh penerapan teknologi
telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang dapat dikirimkan
secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan
interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback kepada rumah sakit.
C.
Faktor
Keberhasilan Penerapan Rekam Medis Berbasis Komputer
Memang, hingga saat ini tidak ada
satu rumah sakit di dunia yang dapat menerapkan konsep rekam medis elektronik
yang ideal. Namun demikian, beberapa penelitian melaporkan karakteristik dan
pengalaman rumah sakit dalam menerapkan rekam medis elektronik. Doolan, Bates
dan James[2] mempublikasikan suatu studi tentang keberhasilan penerapan 5 rumah
sakit utama di AS yang menerapkan rekam medis berbasis komputer dan mendapatkan
penghargaan Computer-Based Patient Record Institute Davies’ Award. Kelimanya
adalah :
1.
LDS
Hospital, Salt Lake City (LDSH) pada 1995
2.
Wishard
Memorial Hospital, Indianapolis (WMH) tahun 1997
3.
Brigham
and Women’s Hospital, Boston (BWH) tahun 1996
4.
Queen’s
Medical Center, Honolulu (QMC) in1999
5.
Veteran’s
Affairs Puget Sound Healthcare System, Seattle and Tacoma (VAPS) tahun 2000
Kelima rumah sakit tersebut
merupakan rumah sakit pendidikan dengan jumlah tempat tidur bervariasi (dari
246-712 TT). Berdasarkan kepemilikan, 3 diantaranya merupakan rumah sakit
swasta non profit (no 1, 3 dan 4), 1 merupakan rumah sakit daerah (nomer 2) dan
1 rumah sakit tentara (nomer 5).
Rekam medis elektronis telah
diterapkan untuk mendukung pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat
darurat. Berbagai hasil pemeriksaan laboratoris baik berupa teks, angka maupun
gambar (seperti patologi, radiologi, kedokteran nuklir, kardiologi sampai ke
neurologi sudah tersedia dalam format elektronik. Disamping itu, catatan klinis
pasien yang ditemukan oleh dokter maupun perawat juga telah dimasukkan ke alam
komputer baik secara langsung (dalam bentuk teks bebas atau terkode) maupun menggunakan
dictation system. Sedangkan pada bagian rawat intensif, komputer akan
mengcapture data secara langsung dari berbagai monitor dan peralatan
elektronik. Sistem pendukung keputusan (SPK) juga sudah diterapkan untuk
membantu dokter dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan riwayat
alergi, pemilihan obat serta mematuhi protokol klinik. Dengan kelengkapan
fasilitas elektronik, dokter secara rutin menggunakan komputer untuk menemukan
pasien, mencari data klinis serta memberikan instruksi klinis. Namun demikian,
bukan berarti kertas tidak digunakan. Dokter masih menggunakannya untuk
mencetak ringkasan data klinis pasien rawat inap sewaktu melakukan visit. Di
bagian rawat jalan, ringkasan klinis tersebut dicetak oleh staf administratif
terlebih dahulu.
Meskipun menggunakan pendekatan,
jenis aplikasi serta pengalaman yang berbeda-beda, namun secara umum ada
kesamaan faktor yang faktor yang menentukan keberhasilan mereka dalam
menerapkan rekam medis berbasis komputer, yaitu:
Leadership,
komitmen dan visi organisasi
Leadership dari pimpinan rumah
sakit merupakan faktor terpenting. Hal ini ditandai dengan komitmen jangka
panjang serta visi sangat jelas. Seringkali klinisi senior yang menjadi leader
dalam komputerisasi dan menjalin kerjasama dengan ahli informatika. Selanjutnya
komitmen tersebut direalisasikan secara finansial maupun sumber daya manusia.
Bertujuan untuk meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien.
Bertujuan untuk meningkatkan proses klinis dan pelayanan pasien.
Kunci keberhasilan kedua
pengembangan sistem merupakan investasi untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses klinis dan pelayanan pasien. Saat ini, seiring dengan isyu medical error
dan patient safety, kebutuhan pengembangan IT menjadi semakin dominan.
Melibatkan klinisi dalam perancangan dan modifikasi sistem.
Melibatkan klinisi dalam perancangan dan modifikasi sistem.
Di kelima rumah sakit tersebut,
berbagai upaya dilakukan, baik formal maupun non formal untuk melibatkan dokter
dan dalam perancangan dan modifikasi sistem. Dokter, perawat maupun tenaga
kesehatan lain yang memiliki pengalaman informatik dilibatkan sebagai
penghubung antara klinisi dan sistem informasi. Hal ini terutama sangat penting
dalam merancangn sistem pendukung keputusan klinis. Salah satu manajer IT
mengatakan bahwa “We had over 530 people involved, and doctors hired to help us
design screens and everything. The doctors were very much part of the effort.”
Menjaga
dan meningkatkan produktivitas klinis
Meskipun
diakui bahwa penggunaan komputer menambah beban bagi dokter, tetapi rumah sakit
menyediakan fasilitas yang sangat mendukung. Jaringan nir kabel disediakan agar
dokter tetap dapat mengakses data secara mobile. Demikian juga, fasilitas
Internet memungkinkan mereka memantau perkembangan pasien dari rumah. Komputer
juga tersedia secara merata, untuk rawat jalan perbandingan tempat tidur dengan
komputer antara 1:3-5, bahkan di LDS 1:1. Sedangkan di unit rawat jalan 1 ruang
1 komputer.
Menjaga
momentum dan dukungan terhadap klinisi.
Salah
satu dokter mengatakan bahwa “..We demonstrated and talked about it and
evangelized the clinical staff that this was something good, something sexy,
high tech and innovative and it was going to be expected to be utilized.”
Karena kesemuanya adalah rumah sakit pendidikan, setiap residen diharuskan
menggunakan komputer untuk mencatat perkembangan pasien. Akan tetapi,
memelihara momentum agar dokter dapat menggunakan komputer secara langsung
bervariasi, dari 3 tahunan hingga satu dekade. Pengalaman di atas mengungkapkan
bahwa penerapan IT untuk rekam medis merupakan effort yang luar biasa yang
tercermin mulai dari leadership pimpinan, komitmen finansial dan SDM, tujuan
organisasi, proses perancangan yang melelahkan, networking antara tenaga medis,
non medis dan informatik hingga menjaga momentum.
D.
Hambatan
dan kendala
Namun demikian, tidak dipungkiri
bahwa masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk manajemen
kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi
transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demografis) problem
sosiokltural tidak terlalu kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis,
tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali
menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi
TI kadang menjadi lemah karena pemahaman yang keliru. Oleh karena itu penguatan
pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping
itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga
ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa
ada nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek
security, konfidensialitas dan privacy data medis.
E.
Menerapkan
aplikasi
Bagaimana memilih dan menerapkan
aplikasi teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah sakit?
Ini merupakan pertanyaan krusial
yang harus dijawab. Melihat pada pengalaman di atas, kita harus mengembalikan
kepada komitmen, visi dan leadership dari organisasi. Apakah ini hanya karena
ikut-ikutan atau memang sudah tertuang dalam rencana stratejik rumah sakit?
Selain itu, bagaimana implikasi biaya dan sumber daya manusia? Bagaimana
menjalin kerjasama antar berbagai komponen di rumah sakit, baik tenaga medis
maupun non medis?
Jika pertanyaan tersebut sudah
dijawab, kita dapat memilih aplikasi yang sesuai dengan kemampuan organisasi.
Langkah yang paling penting adalah pengembangan sistem informasi transaksional
(data administratif dan klinis sederhana). Selanjutnya, pengembangan level
kedua, yaitu sistem informasi manajemen dan sistem sistem informasi eksekutif(sistem
pendukung keputusan) dapat dilakukan kemudian. Aplikasi SMS sebagai reminder
bagi ibu hamil untuk memeriksakan secara tepat waktu juga meruapakan salah satu
model SPK bagi pasien. Demikian juga model serupa agar jadwal imunisasi bagi
balita tidak terlambat. Investasi yang diperlukan cukup dengan komputer yang
telah diisi dengan database klinik pasien, nomer HP serta rule mengenai
penjadwalan imunisasi. Penerapan jaringan wireless saat ini juga bukan
investasi yang mahal. Dan masih seabreg inovasi lain yang dapat dikembangkan.
Dari konteks teknologi informasi dan komunikasi,
dapat dikatakan bahwa pelbagai aplikasi sangat potensial sekali diterapkan di
dunia medis. Akan tetapi kita harus memperhatikan bahwa hingga saat ini secara
kultural, dunia medis, termasuk yang sudah menerapkan infrastruktur elektronik
secara canggih sebagian besar transaksi informasi klinis masih berjalan secara
face to face. Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa keberhasilan
sistem informasi di rumah sakit 90% merupakan masalah sosial kultural dan hanya
10% saja yang merupakan masalah informatika.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mengingat pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang cukup pesat, komunitas rekam medis
perlu memahami berbagai konsep serta aplikasi medical informatics. Informatika
kedokteran adalah disiplin yang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi
serta pemanfaatannya di lingkungan kedokteran dikenal sebagai informatika
kedokteran (medical informatics). Dalam pengertian yang lebih rinci, Shortliffe
mendefinisikan informatika kedokteran sebagai berikut: “Disiplin ilmu yang
berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan
penggunaan data, informasi, serta pengetahuan (knowledge) biomedik secara
optimal untuk tujuan problem solving dan pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, informatika kedokteran bersentuhan dengan semua ilmu dasar dan terapan
dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi modern,
yaitu komputer dan komunikasi. Kehadiran informatika kedokteran sebagai
disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi
komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran bahwa pengetahuan kedokteran
secara esensial tidak akan mampu terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas
(paper-based methods).
Lingkup kajian informatika
kedokteran meliputi teori dan terapan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
informatika kedokteran merupakan disiplin ilmu tersendiri. Secara terapan,
aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik elektronik, sistem
pendukung keputusan medik, sistem penarikan informasi kedokteran, hingga
pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan, termasuk merangkaikan
sistem informasi klinik dengan penelusuran bibliografi berbasis internet.
Dengan demikian, komunitas rekam medis akan memiliki
wawasan yang luas mengenai prospek teknologi informasi serta mampu menjembatani
klinisi (pengguna dan penyedia utama informasi kesehatan) dengan para ahli
komputer (informatika) yang bertujuan merancang desain aplikasi dan sistem agar
dapat menghasilkan produk aplikasi manajemen informasi kesehatan di rumah sakit
yang lebih efektif dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
·
September 13, 2005 — anisfuad Peran
Teknologi Informasi untuk Mendukung Manajemen Informasi Kesehatan di Rumah
Sakit *
· Naniek
Noviari, PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERKEMBANGAN AKUNTANSI
NANIEK NOVIARI, Jurusan Akuntansi,Fakultas Ekonomi-Universitas Udayana
· Rulam,
Artikel, Tanggal: August 30th, 2009, Peranan Teknologi Informasi dalam Kegiatan
Pembelajaran
http://www.infodiknas.com/peranan-teknologi-informasi-dalam-kegiatan-pembelajaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar