MAKALAH
KONSEP
BERUBAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Dosen : Hana Ariyani, S.Kep.,Ners
Disusun
oleh:
1.
Deri Osada
2.
Gusdyan M
Lesmana
3.
Habib
Badruzzaman
4.
Indah
Juwita
5.
Nurdisa
Noviani
6.
Prabu
Prasetya Respati
7.
Santi
Marlina
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KENCANA
KOTA
TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya jualah
penyusun dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Konsep Berubah” guna memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Penyusun
sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya
mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam
kesempatan ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan
saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan
dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Ucapan
terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini,
semoga atas atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah
SWT. Amin
Akhir
kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Tasikmalaya,
Oktober 2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi
setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan.
Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan, kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atauu
bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam
kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakan sistem
dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan
pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahaka
masalah.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan berubah?
2.
Apa saja setrategi dan tahapan perubahan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian konsep
berubah.
2.
Untuk mengetahui prinsip, strategi dan
tahap-tahap dalam perubahan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berubah
Banyak definisi pakar tentang
berubah ,dua diantaranya yaitu :
1. Berubah merupakan kegiatan atau
proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya
(Atkinson,1987)
2. Berubah merupakan proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)
3. Berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan
beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak
terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya
( Sullivan dan Decker,2001).
Jadi
Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.
2.2 Prinsip dan Straregi
Berubah
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar
tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
a. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai
komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam
berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan empirik
yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam
perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya
dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang
diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau
adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi
akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar
sesuai dengan rasional.Strategi ini juga dilakukan pada penempatan
sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua
perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem
analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
b. Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar
norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai nilai
normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan
baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan
sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan
teori-teori yang ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu,
kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan.
Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan
masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
c. Strategi Paksaan- Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena
adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan
menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik.Strategi ini dapat dilaksanakan
dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
Menurut
Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi tujuh strategi berubah
yang cocok dengan kontinum dari yang paling netral sampai yang paling koersif.
1. Edukasi
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang terencana.
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang terencana.
2. Fasilitatif
Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi ini mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber untuk membuat perubahan tersebut.
Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi ini mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber untuk membuat perubahan tersebut.
3. Teknostruktural
Strategi ini mengubah
teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam kelompok atau mengubah srtuktur
sosial untuk mendapatkan teknologi. Strategi ini memengaruhi hubungan
antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan ruang dapat diubah untuk memengaruhi
struktur sosial.
4. Data-based
Strategi ini mengumpulkan dan
menggunakan data untuk membuat perubahan sosial. Data digunakan untuk menemukan
inovasi yang paling baik guna memecahkan masalah yang dihadapi.
5. Komunikasi
Strategi komunikasi
menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui saluran dalam sistem sosial.
6. Persuasif
Pemakaian penalaran,
debat,dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan perubahan.
7. Koersif
Terdapat hubungan wajib
antara perencan dan pengadopsi. Kekuasaan digunakan untuk menyebabkan
perubahan.
2.3 Tahap- Tahap dalam Perubahan
Secara umum tahap tahap perubahan akan meliputi tiga tahap: persiapan,
penerimaan, dan komitmen.
Pada tahap persiapan dilakukan berbagai kontak melalui ceramah,
pertemuan, maupun komunikasi tertulis. Tujuannya agar tercapai kesadaran akan
pentingnya perubahan (change awareness). Ketidakjelasan tentang
pentingnya oerubahanakan menjadi penghambat upaya-upaya dalam pembentukan
komitmen. Sebaliknya kejelasan akan menimbulkan pemahaman yang baik terhadap
pentingnya perubahan, yang mendukung upaya-upaya dalampembentukan komitmen.
Dalam penerimaan, pemahaman yang terbentuk akan bermuara ke dalam
dua kutub, yaitu persepsi yang positif di satu sisi atau persepsi negatif di
sisi yang lain.
Persepsi yang negatif akan melahirkan keputusan untuk tidak
mendukung perubahan, sebaliknya persepsi positif yang melahirkan
keputusan untuk memulai perubahan dan merupakan suatu bentuk komitmen untuk
berubah.
Tahap komitmen melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi,
instusionalisasi, dan internalisasi. Langkah instalasi merupakan periode
percobaan terhada p perubahan yang merupakan preliminary testing terdapat
dua konsekuensi dari langkah ini. Konsekuensi pertama, perubahan dapat diadopsi
untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan gugur setelah
implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh masalah ekonomi-finansial
–politik,perubahan dalam tujuan strategis, dan tingginya vested interest.
Tahapan perubahan menurut Kurt Lewis
Tahap Pembekuan (Refreezing) Tahap ini merupakan tahap pembekuan
dimana seseorang yang mengadakan perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan
yang baru dengan keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu
dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan
tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai. Berdasarkan
langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemukan banyak
hambatan. Hambatan tersebut yang akan mempertahankan status quo (menetap) agar
tidak terjadi perubahan. Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada
dalam konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.
Tahap perubahan Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada
beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari
perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Tahap Awareness Tahap ini merupakan tahap awal
yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya
kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak
mungkin tercipta suatu perubahan.
2. Tahap Interest Tahap yang kedua dalam
mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan yang selalu
memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan.
Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3. Tahap Evaluasi Tahap ini terjadi penilaian
tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan
selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujua dan langkah
dalam melakukan perubahan.
4. Tahap Trial Tahap ini merupakan tahap uji coba
terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang
baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan
untuk diterima oleh lingkungan.
5. Tahap Adoption Tahap ini merupakan tahap
terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru
setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru
sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.
Tahapan perubahan menurut Lippit
Teori Havelock Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin
dengan menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap
sebagai perubahan menurut Havelock.
1. Membangun suatu hubungan,
2. Mendiagnosis masalah,
3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,
4. Memilih jalan keluar,
5. Meningkatkan penerimaan,
6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.
2.4 Reaksi terhadap Perubahan
Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang
sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi
kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam
keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat.
apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau
negatif. Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan
terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami perubahan
tersebut.
Menolak perubahan atau mempertahankan status quo ketika
berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa
merupakan sumber stress. Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan
sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena
perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang
mungkin timbul akibat perubahan.
Respon Terhadap Perubahan
1. Menerima dan mendukung
2. Tidak menerima – tidak mendukung
3. Menolak:
a. takut akan sesuatu yang tidak pasti (loss of
predictability)
b. takut akan kehilangan pengaruh
c. takut akan kehilangan ketrampilan &
proficiency
d. takut kehilangan reward, benefit
e. takut akan kehilangan respect, dukungan, kasih
saying
f. takut gagal
2.5 Ekologi Perubahan
Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu
pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu
masalah dianalisa, tentang kekuatannya,
Maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan
siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan
dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan.
Perubahan peratama dalam pengetahuan cenderung
merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari
membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan perubahan sikap biasanya
digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya
perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
Tingkat kesulitan berikutnya adalah perilaku individu. Misalnya seorang manajer
mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik
dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak
menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak
nyaman dengan perilaku tersebut. Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling
sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang . Disamping kita harus
merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat,
dan tradisi juga sangat sulit.
Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka
perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif
dan perubahan yang diarahkan. Perubahan Partisipatif akan terjadi bila
perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertama-tama
anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap
positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku
berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa
hal ini memang benar. Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang-orang
ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan. Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan oleh
pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat
lambat atau secara evolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak buah
umumnya menyakini apa yang merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam
secara instrinsik dan bukan merupakan tuntutan eksterinsik.
Perubahan diarahkan atau paksaan Bertolak belakang
dengan perubahan partisifatif, perubahan ini dilakukan dengan menggunakan
kekuasaan, posisi dan manajemen yang lebih tinggi memberikan tengatng aarah dan
perilaku untuk system dari masalah : aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi
fokus. Perintah disusun dan anak buah diharapkan untuk memenuhi dan
mematuhinya. Harapan mengembangkan sikap positif tentang hal tersebut dan
kemudian mendapatkan pengetahuan lebih lanjut. Jenis perubahan ini bersifat
berubah-ubah, cenderung menghilang bila manajer tidak konsisten untuk
menerapkannya.
2.6 Perubahan dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan
seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam
keperawatan antara lain:
Ø
Keperawatan Sebagai Profesi Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh
masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan
tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi
keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah
professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi
bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
Ø
Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan Keperawatan sebagai
bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang diberikan kepada
masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan
perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan
lingkup praktek keperawatan.
Ø
Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus
selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zama dan perubahan
teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian
keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu
lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
Ø
Keperawatan Sebagai Komunikasi Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat
ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan
tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai
profesi tetap bertahan dan berkembang.
2.7 Penerapan Proses Berubah
Dalam :
1. Pendidikan
Karena kemajuan zaman maka setiap periode tertentu dalam dunia
pendidikan ada pergantian kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Pelayanan keperawatan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit yang dulunya kurang
professional,setelah pasien yang datang kesana menjadi sedikit maka rumah sakit
tersebut akan melakukan perubahan dengan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang lebih berkualitas lagi
3. Individu
Mahasiswa yang dulunya malas belajar dan ketika ujian mendapat
nilai d, maka dia bisatermotivasi untuk belajar lebih giat agar mendapat nilai
b atau bahkan a, maka terjadi perubahan dalam diri mahasiswa tersebut.
4. Masyarakat
Masyarakat yang dulunya kurang menyadari tentang pentingnya akan
kebersihan lingkungan sekitar setelah ada salah seorang warga nya menderita
penyakit DBD maka masyarakat mulai sadar dan mau berubah untuk
meningkatkan pola hidup bersih.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Perubahan
adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis.
2.
Dalam
perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai
secara tepat, efektif dan efisien.
3.
Secara umum tahap perubahan akan meliputi tiga tahap ; persiapan,
penerimaan, dan komitmen.
4.
Dalam
perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan
kemajuan dan teknologi.
5.
Konsep berubah merupakan bahan ajar yang
memudahkan saya sebagai seorang mahasiswa perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Sysitem akan berjalan lancer apabila di gerakkan
secara bersama-sama tanpa mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan
konsep perubahan. Karena dalam kehidupan kita didunia ini kita harus senantiasa
mengadakan perubahan menuju pada kehidupan yang lebih baik.
3.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai perawat
harus mengetahui tentang perubahan-perubahan, untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dafid. 2008. Konsep Berubah. Jakarta:
Wikipedia.
Kozier dkk. 2006. Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 4.
jakarta :buku kedokteran EGC.
http//www.google.com